Kemajuan LRT – Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B yang menghubungkan rute Velodrome-Manggarai menunjukkan kemajuan yang signifikan. Hingga pertengahan Oktober 2024, progres proyek ini telah mencapai 31,14 persen. Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi, menyampaikan bahwa pengerjaan LRT ini berlangsung lebih cepat dari jadwal yang ditentukan. Ia optimis bahwa moda transportasi ini akan mulai beroperasi pada awal tahun 2027.
Dalam keterangannya, Heru menyebut bahwa percepatan ini merupakan hasil dari kerja keras semua pihak yang terlibat dalam proyek, termasuk pemerintah dan kontraktor. “Kami yakin LRT Jakarta Fase 1B akan menjadi solusi transportasi yang sangat dibutuhkan warga Jakarta,” ujar Heru.
Sementara itu, Corporate Secretary Waskita Karya, Emy Puspa Yunita, menambahkan bahwa beberapa bagian proyek telah mendekati tahap penyelesaian penting. Saat ini, pengecoran slabdeck viaduct sepanjang 1,4 kilometer telah selesai, dan pemasangan third rail sudah dimulai di sepanjang jalur yang menghubungkan Stasiun Velodrome hingga Stasiun Rawamangun. Pembangunan ini diharapkan akan terus berjalan sesuai dengan rencana, demi mendukung integrasi transportasi di wilayah Jakarta.
Inovasi Long Span: Solusi Pembangunan LRT di Jalan Raya Padat Jakarta
Waskita Karya, sebagai kontraktor utama pembangunan LRT Jakarta Fase 1B, terus berinovasi dalam proses konstruksinya. Salah satu inovasi penting yang diterapkan adalah penggunaan desain bentang panjang atau long span, yang mencakup metode pelaksanaan khusus. Inovasi ini dirancang untuk menghadapi tantangan konstruksi di kawasan Jakarta yang padat lalu lintas, terutama karena seluruh jalur LRT Fase 1B berada di atas jalan raya aktif serta melintasi beberapa simpang besar.
Menurut keterangan dari Corporate Secretary Waskita Karya, inovasi long span sangat penting guna meminimalisir gangguan terhadap lalu lintas yang selalu sibuk. “Inovasi ini diterapkan karena kondisi trase LRT Jakarta Fase 1B berada di jalan raya dengan lalu lintas yang aktif dan padat, serta harus melintasi simpang besar,” jelasnya dalam pernyataan tertulis pada Rabu (16/10).
Sebagai tambahan, PT Jakarta Propertindo (Jakpro), selaku pemilik proyek LRT Jakarta, telah menunjuk KSO Waskita Nindya LRT sebagai kontraktor utama setelah melalui proses tender. Proyek ini didanai dengan anggaran sebesar Rp4,1 triliun, yang bersumber dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) ke Jakpro melalui APBD DKI Jakarta.
Dengan penerapan teknologi long span, diharapkan pembangunan LRT Jakarta Fase 1B dapat berjalan lebih lancar tanpa menimbulkan kemacetan berlebih di jalan-jalan utama Jakarta. Langkah ini menjadi solusi krusial untuk menjaga kelancaran transportasi selama proses konstruksi dan juga memastikan proyek selesai tepat waktu.
LRT Jakarta Fase 1B: Menyempurnakan Integrasi Transportasi di Ibu Kota
Setelah sukses dengan LRT Fase 1A yang telah beroperasi dan melayani enam stasiun, yaitu Pengangkatan Dua, Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Pulomas, Equestrian, dan Velodrome, proyek LRT Jakarta kini dilanjutkan ke Fase 1B. Fase ini diharapkan akan semakin memperkuat integrasi moda transportasi di Jakarta, khususnya di wilayah Manggarai.
Menurut Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, kehadiran LRT Jakarta Fase 1B akan membawa dampak positif bagi masyarakat. “Kehadiran LRT Jakarta Fase 1B ini akan menyempurnakan integritas transportasi di Manggarai. Sehingga memudahkan mobilitas masyarakat serta mendukung integrasi moda angkutan umum di Jakarta,” ujar Ermy.
Dengan rencana operasional LRT Fase 1B pada awal 2027, diharapkan moda transportasi ini dapat membantu mengurangi kemacetan dan memberikan pilihan transportasi yang lebih efisien dan terintegrasi bagi warga Jakarta. Integrasi ini juga akan mendukung mobilitas harian masyarakat yang menggunakan berbagai moda transportasi umum seperti KRL, TransJakarta, dan MRT di wilayah ibu kota.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.